Senin, 28 September 2020

Gimana Bila Belum Diaqiqahi Kala Kecil?

Seluruh puji untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para teman serta orang- orang yang meniti jalur mereka sampai akhir era.

Menimpa kasus ini, kita dapat mengambil pelajaran dari 2 fatwa Syaikh Muhammad bin Sholih Angkatan laut(AL)‘ Utsaimin berikut dalam Liqo- at Angkatan laut(AL) Bab Angkatan laut(AL) Maftuh. Posting kali ini merupakan perbaikan dari posting tadinya.


Soal:

Terdapat seseorang bapak yang mempunyai 10 anak wanita serta mereka seluruh belum diaqiqohi, tetapi saat ini mereka telah berkeluarga. Apa yang mesti dicoba oleh anak- anaknya? Apa sesungguhnya hukum aqiqah? Apakah betul apabila seseorang anak tidak diaqiqohi, hingga dia tidak hendak berikan syafaat pada orang tuanya?

Jawab:

Hukum aqiqah merupakan sunnah mu’ akkad. Aqiqah untuk anak pria dengan 2 ekor kambing, sebaliknya untuk perempuan dengan seekor kambing. Apabila mencukupkan diri dengan seekor kambing untuk anak pria, itu pula diperbolehkan.[1] Anjuran aqiqah ini jadi kewajiban bapak( yang menanggung nafkah anak, pen). Aqiqah Jakarta Apabila kala waktu dianjurkannya aqiqah( misalnya 7 hari kelahiran, pen), orang tua dalam kondisi faqir( tidak sanggup), hingga dia tidak diperintahkan buat aqiqah. Sebab Allah Ta’ ala berfirman( yang maksudnya),“ Bertakwalah kepada Allah semampu kamu”( QS. At Taghobun: 16). Tetapi apabila kala waktu

dianjurkannya aqiqah, orang tua dalam kondisi berkecukupan, hingga aqiqah masih senantiasa jadi kewajiban bapak, bukan bunda serta bukan pula anaknya.

[Liqo- at Angkatan laut(AL) Bab Angkatan laut(AL) Maftuh, Syaikh Muhammad bin Sholih Angkatan laut(AL)‘ Utsaimin, kaset 214, nomor. 6]

Soal:

Apabila seorang tidak diaqiqahi kala kecil, apakah dia senantiasa diajarkan buat diaqiqahi kala berusia? Apa saja batas masih dibolehkannya aqiqah?

Jawab:

Apabila rang tuanya dulu merupakan orang yang tidak sanggup pada dikala waktu dianjurkannya aqiqah( ialah pada hari ke- 7, 14, ataupun 21 kelahiran, pen), hingga dia tidak memiliki kewajiban apa- apa meski bisa jadi sehabis itu orang tuanya jadi kaya. Sebagaimana apabila seorang miskin kala waktu pensyariatan zakat, hingga dia tidak diharuskan menghasilkan zakat, walaupun sehabis itu kondisinya serba lumayan. Jadi apabila kondisi orang tuanya tidak sanggup kala pensyariatan aqiqah, hingga aqiqah jadi gugur sebab dia tidak mempunyai keahlian.

Sebaliknya bila orang tuanya sanggup kala dia lahir, tetapi dia menunda aqiqah sampai anaknya berusia, hingga pada dikala itu anaknya senantiasa diaqiqahi meski telah berusia.

Ada pula waktu utama aqiqah merupakan hari ketujuh kelahiran, setelah itu hari keempatbelas kelahiran, setelah itu hari keduapuluh satu kelahiran, setelah itu sehabis itu terserah tanpa memandang kelipatan 7 hari.

Aqiqah buat anak pria dengan 2 ekor kambing. Tetapi anak pria boleh pula dengan satu ekor kambing. Sebaliknya aqiqah buat anak wanita dengan satu ekor kambing serta lebih utama tidak menambahnya dari jumlah ini.

[Liqo- at Angkatan laut(AL) Bab Angkatan laut(AL) Maftuh, Syaikh Muhammad bin Sholih Angkatan laut(AL)‘ Utsaimin, kaset 234, nomor. 6]

Pelajaran Berarti Seputar Aqiqah

Hukum aqiqah merupakan sunnah mu’ akkad serta sepatutnya tidak ditinggalkan oleh orang yang sanggup melaksanakannya.

Aqiqah untuk anak pria afdholnya dengan 2 ekor kambing, tetapi dengan seekor kambing pula dibolehkan. Sebaliknya aqiqah untuk anak wanita merupakan dengan seekor kambing.

Waktu utama aqiqah merupakan hari ke- 7 kelahiran, setelah itu hari ke- 14 kelahiran, setelah itu hari ke- 21 kelahiran, setelah itu sehabis itu terserah tanpa memandang hari kelipatan 7. Komentar ini merupakan komentar ulama Hambali, tetapi dinilai lemah oleh ulama Malikiyah. Jadi, bila aqiqah dilaksanakan saat sebelum ataupun sehabis waktu tadi sesungguhnya diperbolehkan. Sebab yg berarti merupakan aqiqahnya dilaksanakan.( Amati Shahih Fiqih Sunnah, 2/ 383)

Aqiqah asalnya jadi beban bapak selaku pemberi nafkah. Aqiqah ditunaikan dari harta bapak, bukan dari harta anak. Orang lain tidak boleh melakukan aqiqah tidak hanya lewat izin bapak.( Amati Shahih Fiqih Sunnah, 2/ 382)

Imam Asy Syafi’ i mensyaratkan kalau yang diajarkan aqiqah merupakan orang yang sanggup.( Amati Shahih Fiqih Sunnah, 2/ 382)

Apabila kala waktu pensyariatan aqiqah( saat sebelum berusia), orang tua dalam kondisi tidak sanggup, hingga aqiqah jadi gugur, meski nanti sebagian waktu setelah itu orang tua jadi kaya. Kebalikannya apabila kala waktu pensyariatan aqiqah( saat sebelum berusia), orang tua dalam kondisi kaya, hingga orang tua senantiasa diajarkan mengaqiqahi anaknya walaupun anaknya telah berusia.

Imam Asy Syafi’ i mempunyai komentar kalau aqiqah senantiasa diajarkan meski diakhirkan. Tetapi dianjurkan supaya tidak diakhirkan sampai umur baligh. Bila aqiqah diakhirkan sampai umur baligh, hingga kewajiban orang tua jadi gugur. Hendak namun kala itu, anak memiliki opsi, boleh mengaqiqahi dirinya sendiri ataupun tidak.( Amati Shahih Fiqih Sunnah, 2/ 383)

Perhitugan hari ke- 7 kelahiran, hari pertamanya dihitung mulai dari hari kelahiran. Misalnya sang balita lahir pada hari Senin, hingga hari ke- 7 kelahiran merupakan hari Ahad. Berarti hari Ahad merupakan hari penerapan aqiqah.[Keterangan Syaikh Ibnu Utsaimin yang lain, Liqo- at Angkatan laut(AL) Bab Angkatan laut(AL) Maftuh, kaset 161, nomor. 24]

Komentar yang melaporkan,“ Bila seorang anak tidak diaqiqahi, hingga dia tidak hendak berikan syafaat kepada orang tuanya pada hari kiamat nanti”, ini merupakan komentar yang lemah sebagaimana dilemahkan oleh Ibnul Qayyim.[Keterangan Syaikh Ibnu Utsaimin yang lain, Liqo- at Angkatan laut(AL) Bab Angkatan laut(AL) Maftuh, kaset 161, nomor. 24] 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar